Untuk Bunda-bunda yang Istimewa :
1. Mempunyai Anak berkebutuhan khusus bukanlah sebuah “Vonis”…
2. Anak-anak berkebutuhan khusus pada dasarnya sama dengan anak-anak yang lain punya kelebihan dan juga punya kekurangan.
3. Jika seorang anak diperlakukan karena kekurangannya… maka dia tidak akan mampu mengatasi masalahnya dengan lebih baik bahkan akan cenderung makin “mengkerdilkan” diri.. tapi jika anak tersebut diperlakukan karena kelebihannya… dia akan lebih mampu untuk mengharagai diri dan berkembang maksimal dengan kelebihannya itu
4. Tidak penting sebab atau asal muasal datangnya “kekurangan” pada anak berkebutuhan khusus… apakah dari keluarga sang ayah ataukah sang ibu… Karena jika ini dijadikan pijakan untuk berfikir… justru akan timbul konflik baru antara sang ayah dan sang ibu.
5. Penerimaan terhadap keadaan anak secara utuh oleh keluarga terutama kedua orang tua (bukannya penolakan) adalah sebuah langkah dasar dan utama untuk anak mengatasi kekurangannya.
6. Setiap anak mempunyai kelebihan yang dapat (dengan jeli) diangkat oleh orang tua menjadi sisi hidup yang akan menjadikannya mampu mandiri.
7. Seringkali “rasa sakit” karena “berbeda” tidak dimiliki oleh anak-anak berkebutuhan khusus.. tetapi ditanggung oleh anggota keluarga yang lain.. Demikian sehingga rasa sakit ini… menimbulkan dampak yang berat dalam suasaan kekeluargaan. Dan menyebabkan “penyakit” baru..
8. Dalam melihat masalah (untuk mengatasi rasa sakit itu) kita tidak boleh melihatnya dengan pandangan mikroskopis (terlalu dekat dan detil) tetapi harus dengan pandangan telekopis… (jauh dan menyeluruh) Dengan demikian persoalan karena memiliki anggota keluarga yang berkebutuhan khusus dapat menjadi lebih ringan…
9. Orang tua dari anak-anak yang berkebutuhan khusus… jika memerlukan… sebaiknya juga menjalani terapi… agar dapat lebih membantu kesembuhan anak.
10. Setiap orang dalam keluarga yang mempunyai anak berkebutuhan khusus.. tetap punya hak untuk mendapat dan diperlakukan secara layak… sebagaimana mestinya.. Sehingga semestinya… sesekali ada waktu luang untuk membangun hubungan baik… secara pribadi… antara kedua orang tua… ibu dengan sang kakak, ibu dengan sang adik.. ayah dengan sang kakak , ayah dengan sang adik ataupun diantara kakak dan adik sendiri. Jadi tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap, penolong, pengasuh, pembimbing, dsb dari sang anak yang berkebutuhan khusus.
11. Hanya ibu-ibu yang berbahagia yang dapat menjadi fasilitator bagi anak-anak yang berbahagia.
12. Perlunya supporting group bagi keluarga-keluarga dengan anggota keluarga yang berkebutuhan khusus…
Salam, D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar